Puri
Agung Karangasem terletak di pusat Kota Amlapura – ibukota kabupaten –
jaraknya sekitar 65 km dari Kota Denpasar, 12 km dari kawasan pariwisata
Candidasa, 5 km ke Taman Soekasada Ujung, dan sekitar 6 km ke obyek
wisata Taman Tirtagangga. Dibangun pada abad ke-19 M oleh Anak Agung
Gede Jelantik, Raja Karangasem I. Selain Puri Agung, terdapat 2 ( dua )
buah puri lain dalam areal kerajaan yang memiliki keterkaitan erat
dengan Puri Agung, yaitu Puri Gede dan Puri Kertasura.
Daya
tarik utama Puri Agung adalah kemegahan arsitektur bangunannya yang
merupakan perpaduan antara arsitektur Bali, China, dan Eropa.
Puri Agung terdiri dari 3 ( tiga ) bagian areal. Bagian depan atau entrance disebut “bencingah”, tempat dimana diadakan pertunjukan kesenian tradisional, sedangkan sisi di sebelah kanan dan kiri diperuntukkan sebagai tempat menerima tamu.
Bagian tengah disebut “jaba tengah”
yang dimanfaatkan sebagai kebun, dimana di tempat ini terdapat 2 buah
pohon lychee yang sudah sangat tua. Dan bagian dalam areal berfungsi
sebagai tempat bangunan utama yang disebut “maskerdam” yang
mengadaptasi nama Kota Amsterdam di Belanda, karena pembangunannya
dilakukan ketika Raja Karangasem menjalin hubungan persahabatan dengan
pemerintah kerajaan Belanda. Bangunan ini dipergunakan sebagai istana
raja. Bangunan lain di belakang maskerdam disebut “london”
dipergunakan sebagai tempat tinggal keluarga raja. Pemberian nama
demikian didasarkan karena Kota London di Inggris berdekatan dengan Kota
Amsterdam di Belanda, maka nama-nama itupun diadaptasi ke dalam
bangunan puri.
Di depan Istana Maskerdam terdapat “Bale Pemandesan”
yang berfungsi sebagai tempat upacara potong gigi atau juga sebagai
tempat penyimpanan sementara jenazah para keluarga puri hingga saatnya
upacara pelebon ( = ngaben ) dilaksanakan.
Di dekat bangunan ini menghadap ke kolam terdapat patung singa bersayap yang besar. Di depan Bale Pemandesan terdapat “Bale Pawedaan” atau “Bale Lunjuk” sebagai tempat dimana para pendeta melakukan pemujaan dan persembahyangan bila upacara keagamaan berlangsung. Ada juga “Bale Kambang” atau
Gili di tengah-tengah kolam yang berfungsi sebagai tempat pertemuan
keluarga besar puri atau dipergunakan juga sebagai tempat latihan menari
dan berkesenian lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar